Keris sajen, juga dikenal sebagai keris puthut sajen, adalah prototipe keris yang dianggap sebagai bentuk awal atau dasar dari keris yang ada saat ini. Bentuknya sederhana dan dianggap sebagai karya seni primitif, namun memiliki filosofi yang mendalam. Keris sajen sering dikaitkan dengan tradisi sesaji dalam budaya Sunda kuno, di mana “Sa-Ajian” bermakna ajaran yang tunggal atau menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai sejarah keris sajen:
Bentuk Sederhana:
Keris sajen memiliki bentuk yang sederhana dan polos, mencerminkan karya seni primitif.
Prototipe Keris:
Keris sajen dianggap sebagai cikal bakal berbagai dhapur (bentuk) keris yang lebih kompleks yang kita kenal sekarang.
Filosofi Sesaji:
Kata “sajen” dalam konteks ini merujuk pada sesaji, yang dalam tradisi Sunda kuno memiliki makna “Sa-Ajian” yang berarti ajaran tunggal atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Simbolisme:
Ritual sesaji dengan keris sajen melambangkan penyatuan diri dengan alam dan upaya mengatasi kekuatan alam dengan cara yang damai, bukan dengan merusak atau menguasai.
Fungsi:
Selain sebagai simbol spiritual, keris sajen juga dapat digunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri.
Meskipun bentuknya sederhana, keris sajen memiliki makna filosofis yang mendalam dalam konteks budaya dan spiritualitas Jawa dan Sunda. Ia adalah pengingat akan pentingnya menyelaraskan diri dengan alam dan kekuatan spiritual yang lebih tinggi.