Keris Kalimantan, khususnya Keris Banjar, memiliki sejarah yang kaya dan terkait erat dengan budaya serta kerajaan-kerajaan di Kalimantan Selatan. Keris ini tidak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan filosofis yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Sejarah Singkat Keris Kalimantan:
Pengaruh Jawa:
Keris Kalimantan, terutama di daerah Banjar, menunjukkan pengaruh dari keris Jawa, terutama dari Kerajaan Majapahit di abad ke-14, seperti yang ditulis Kompasiana.com.
Kerajaan Kutai:
Keris juga merupakan bagian penting dari Kerajaan Kutai Kartanegara, bahkan menjadi benda pusaka yang digunakan dalam upacara penobatan sultan, menurut Gramedia.
Keris Buritkang:
Keris Buritkang dari Kutai dianggap sebagai benda suci dan diturunkan secara turun-temurun.
Fungsi Ganda:
Keris Kalimantan memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai senjata pertahanan diri dan sebagai benda yang bersifat magis atau alat upacara.
Filosofi Keris:
Dalam budaya Banjar, keris memiliki filosofi mendalam yang terkait dengan kehidupan, seperti semangat hidup, keteguhan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri, menurut Kalimantan Post.
Perkembangan Keris Kalimantan:
Adaptasi Budaya:
Keris Kalimantan mengalami adaptasi budaya dan perkembangan tersendiri, termasuk dalam bentuk, motif, dan bahan pembuatannya.
Perkembangan Pandai Besi:
Pandai besi di Kalimantan Selatan memiliki teknik dan tradisi tersendiri dalam pembuatan keris, berbeda dengan di Jawa.
Reaktualisasi Budaya:
Masyarakat Kalimantan Selatan berupaya melestarikan dan menghidupkan kembali budaya keris dengan pemaknaan yang lebih mendalam.
Nilai Budaya dan Spiritual:
Simbol Kekuatan dan Martabat:
Keris bagi masyarakat Banjar bukan hanya senjata, tetapi juga simbol kekuatan, martabat, dan identitas budaya.
Warisan Budaya:
Keris Kalimantan adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan.